Minggu, 17 Agustus 2014

Let's go to Dieng

Indonesia, Indonesia itu memang luar biasa. Dari mulai orang-orangnya, budayanya, kekayaan alamnya, sampai tempat-tempat wisatanya yang ngga habis-habis buat dijelajahi seumur hidup. Tuhan memang Maha Baik, melahirkan kita di tanah merah putih ini. Bicara tentang wisata, piknik, traveling, backpacker ngga afdo kalau kita ngga nyingung satu tempat di pulau jawa bagian tengah yang indah nan menawan ini, mana lagi kalau bukan Dieng. Jangan menyebut diri sendiri traveler sejati kalau belum pernah ke dieng, itu kata-kata yang sering saya baca di google waktu searching tentang Dieng. Itu yang membuat saya semakin semangat untuk perjalanan Solo-Dieng kali ini. Minggu kemarin saya dan 3 teman sekaligus keluarga saya, mas Rakih, Arika, Mbeng melakukan perjalanan ke Dieng. Sesuai dengan kesepakatan kita, ke sana naik motor. Ini namanya motor-motoran men, karena menimbang banyak faktor, kalau naik mobil kasian mas Rakih, karena yang punya sim A cuma dia. Kalau naik kendaraan umum bingung disana nya, harus nyewa kendaraan lagi. Kalau naik motor hemat waktu hemat biaya, sama-sama capeknya.
Ada dua jalur yang dapat dilalui menuju Solo-Dieng, yang pertama lewat Solo-Jogja-Magelang-Temanggung-Wonosobo-Dieng yang kedua lewat jalur Solo-Boyolali-Salatiga-Ambarawa-Temanggung-Wonosobo-Dieng. Kita memilih jalur kedua, berangkat tanggal 4 Agustus 2014 pagi sekitar jam 9, lets go get lost.
Perjalanan kita mulai, jangan lupa cek kendaraan, isi bensin, dan jangan tunda sarapan biar kita strong. sepanjang perjalanan kita bisa nikmati dengan melihat-lihat pemandangan, Indah. Indonesia memang indah disetiap sudutnya selalu ada keunikan. Sampai di Temanggung menuju Dieng kita akan disuguhi hamparan pegunungan yang masih hijau, suci seperti belum terjamah tangan-tangan yang berkepentingan. Kami sempatkan berhenti di jalan untuk foto-foto dengan view gunung Sindoro.
What a beautiful view, like a home. Walaupun jalur sini jalan nya naik dan sempit tapi kendaraan yang lewat cukup ramai. Ngga lupa kita sholat Dzuhur, kita shotal di masjid deket kebun teh Tambi daerah Temanggung. Sambil sholat kita juga istirahat sejenak sebelum kemudian melanjutkan perjalanan.
Dan kita memasuki wilayah Dieng, Alamdulillah sampai di tujuan. Kita sudah janjian sama temen dari Jogja buat ketemuan di Dieng, temen saya Rosa, Dani dkk. Mereka berenam naik motor juga. Karena mereka sudah sampai duluan mereka sudah di Telaga Warna. Langsung kita ke Telaga Warna. Disana akan ditawari dua macam tiket, yang pertama tiket paketan, satu tiket untuk masuk ke Telaga Warna, Kawah Sikidang dan Komplek Candi Bima. Yang kedua tiket yang dipisah-pisah perobjek. kita memilih untuk beli tiket berobjek. Tiket masuk Telaga Warna 5.000 per orang. Sampai disana kita parkir motor di depan pintu masuk disebrang jalan. Sayang sini banyak sampah, entah diparkiran atau dijalan depan telaga warna.
Kita masuk telaga warna, kebayar perjalanan kita. di dalam Alhamdulillah nya ngga banyak sampah yang berserakan kaya diluar. Kita bertemu dengan temen-temen dari Jogja. disana kita dapat berjalan atau naik kuda untuk berputar keliling telaga,  pengunjungnya ramai, telaganya berwana hijau dengan background pegunungan, epic.

Puas-puasin foto, berjalan menikmati pemandangan, merenung mengagumi ciptaan Allah. Setelah dari Telaga Warna kita bersepuluh melanjutkan ke Kawah Sikidang, kita beli tiket yang jadi satu dengan komplek candi Arjuna. Harga tiket 10.000 per orang untuk dua objek. Karena kita rombongan, kita dapet potongan menjadi 8.000 per orang.
Sampai parkiran kita sholat Ashar dulu sambil ngopi-ngopi dan ngabisin gorengan. Disana banyak warung-warung kecil yang jual kopi, gorengan, popmie, oleh-oleh, dan lain sejenisnya. Dari parkiran ke kawah kita harus jalan kaki terlebih dahulu, ngga jauh. Cuma beberapa menit kita sampai di kawah. Kawah Sikidang ini merupakan salah satu kawah vulkanik yang masih aktif di Dieng.
Jangan lupa pakai masker. Kalau ngga bawa dari rumah, disana dari gerbang masuk sampai didalam banyak yang jualan masker medis.
Selesai dengan kegilaan kita di Kawah Sikidang kita memutuskan untuk berpisah, karena temen-temen dari Jogja masih harus menghadiri acara di Magelang dan hari sudah mau gelap. Perjalanan ke Komplek Candi Arjuna kita tunda. Sudah menjelang magrib kita berempat menuju Bukit Sikunir untuk mengejar sunrise esok hari. Sambil berjalan kita mencari-cari penginapan, walhasil dijalan kita disamperin bapak-bapak penduduk asli daerah situ, pak Udin. Desa Senbungan, desa tertinggi dipulau jawa. Kebayang gimana dinginya disana sore itu. Kita ditawari macam-macam harga penginapan sama pak Udin. Kita putuskan untuk memilih penginapan punya pak Udin sendiri. penginapannya kaya rumah, ada kamar utama, ruang tamu, kamar belakang, dapur, kamar mandi. Cuma 150.000. Beruntungnya kita bapaknya baik banget, kita disuguhi jajanan banyak, dibikinin teh, disiapin perapian, ngga tangung-tangung malam nya kita disiapin makan. Yang mau kesini ini cp bapak Udin 081391155266. Tuhan Maha Baik mempertemukan kita dengan pak Udin. Trimakasih Tuhan.
Mbeng karena obsesi pengen mie Ongklok, malam nya kita jalan myamperi mie Ongklok, mie khas daerah sana, ada yang jual dideket penginapan. Sayang mie ongklok nya sudh habis, akhirnya kita makan mie ayam bakso. Setelah makan kita baru ngrasain, harganya nendang, mie ayam bakso satu mangkunya 14.000 belum lagi minumnya. Buat pengalaman untuk yang berpergian dengan dana minim kaya kita.
Setelah kembali ke penginapan kita ngobrol-ngobrol dengan pak Udin, bercandaan dengan kegilaan kita, main kartu sana sini, dan capek ketawa. kita tidur untuk menyiapkan stamina mengejar sunrise. saya tidur di kamar belakang, mas Rakih dan Mbeng tidur di kamar depan, Arika tidur didepan tv. beruntungnya pak Udin nyiapin selimut yang super tebel. Udara kenceng, dan dingin nya nembus-nembus baju. dingin banget, sampai selimutan masih dingin. Tidur gelisah gara-gara kedinginan. Tapi itu asik, dingin nya bikin kangen pengen kesana lagi. Saya memasang alarm jam setengah 4 untuk naik ke bukit sikunir.
Paginya saya bangunin teman-teman yang lain, udara dingin membuat malas untuk meninggalkan kasur dan selimut. tapi kita harus inget tujuan awal, Amazing Golden Sunrise Bukit Siunir. Kita selalu berdoa dikasih sunrise yang indah pagi itu, karena sehari sebelum kita disana ngga ada sunrise karena kabut tebal. Harapan saya dan teman-teman ngga patah, kita terus berharap dan berdoa agar mimpi-mimpi kita dipeluk sama Allah.
Benar, angin segar sepertinya berpihak pada kita. Pagi buta itu jam 4 kita mulai perjalanan ke Bukit Sikunir, dari penginapan kita bisa jalan kaki atau naik motor untuk diparkirkan di bawah gerbang masuk Bukit Siunir, sepanjang perjalanan kita disuguhi bintang yang luar biasa banyaknya, bulan yang indah. kali ini keberuntungan seakan berpihak kepada kita lagi, langit pagi buta itu begitu indah. Tuhan Maha Baik.
Jangan lupa pakai pakaian dingin, sepatu untuk naik kebukit,dan bawa senter. Perjalanannya seru dan ngga lama, kita akan sampai dipuncak bukit sikunir. carilah spot yang paling cocok untuk melihat sunrise.



Add caption


Ini tentang mimpi yang menjadi kenyataan, Tuhan Maha Asik. Sunrise Bukit Sikunir memang mantap, you must try this. Jangan lewatkan sedetikpun waktu-waktu berharga seperti ini.

Matahari sudah condong keatas, kita putuskaan turun bukit, perjalanan turun bukit banyak setiap langkahnya adalah spot yang bagus untuk mengambil foto, keren.
Dikaki bukit kita langsung disuguhi telaga Cebong, bagus. Kaya habis makan enak trus dikasih pencuci mulut yang enak juga.

Beruntungnya lagi pak Udin punya warung disekitaran telaga Cebong, jadi kita bisa nikmati telaga Cebong smbil ngopi-ngopi dan makan pop mie men. Tanpa khawatir harganya dimahalin kaya mie ayam bakso semalam.
Terpuaskan semua kegilaan kita, balik lah kita menuju penginapan untuk istirahat sejenak, packing, dan mandi. Ini ni yang ngga bisa bikin kita lupa lagi, kita mandi di desa tertinggi dipulau jawa, dinginya luar biasa. Sekalinya air nyampe ketubuh dinginnya merasuk sampe tulang-tulang. Gilak, ini sih luar biasa banget.
setelah siap untuk melanjutkan perjalanan, kita pamitan sama pak Udin. Trimakasih banyak pak Udin jasamu akan kita kenang. Kita meninggalkan desa ini. See you...

Lanjut perjalanan guys. kita menuju candi. Mampir obsesi Mbeng dulu ni beli mie ongklok dan carica hangat. Indonesia itu kaya akan makanan khas tiap daerahnya.

Bukan hanya makanan, Indonesia juga tentang peninggalan sejarahnya yang  juga luar biasa banyak. Indonesia itu satu paket yang kumplit, yang kita mau semua disediakan oleh alam. Banyak-banyaklah bersyukur karena telah dilahirkan ditanah ini.
Kita menuju Komplek Candi Arjuna untuk melihat keindahan peninggalan sejarah Indonesia. Teryata tiket yang kemarin kita beli masih bisa digunakan hari itu. Komplek Candi Aarjuna bisa dilihat dari atas dari jalan yang kita lewati menuju sana. Di kompleks ini juga terdapat Candi Semar,Candi Srikandi, Candi Puntadewa, dan Candi Sembadran.


Dan Komplek Candi Arjunaa jadi persingahan terakhir kita.
Sekarang giliran saya yang mau bilang, jangan sebut diri sendiri traveler sejati kalau belum pernah ke Dieng.
Yeaah, Tanah Indonesia memang tanah surga.
Terimakasih Dieng, Terimakasih Indonesiaku....
Untuk indah tidaklah harus mewah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar