Senin, 18 Agustus 2014

Buku Sejarah Backpacker ke Blitar


Blitar merupakan salah satu kota kecil di pulau Jawa, Blitar berada di Jawa Timur bagian selatan. Disebut kota Patria karena berhubungan dengan pasukan PETA pada jaman dahulu yang melawan Jepang untuk kemerdekaan bangsa kita. Disebut kota Koi karena ikan koi yang ada di Jepang dapat berkembang biak dikota ini. Disebut kota Plokamator karena dikota inilah preseiden pertama kita Ir. Soekarno dibesarkan dan dimakamkan. Blitar tepatnya di lereng kaki gunung Kelud yang kemarin baru meletus, kota ini dilewati oleh sungai Brantas. Sudah kebayang gimana kayanya sejarah yang bisa dipelajari di Blitar. Setiap kota di Indonesia memang selalu memiliki keistimewaannya sendiri, begitu juga Blitar.
Waktu saya berencanaya pergi ke Blitar teman-teman saya yang ngga ikut bertanya-tanya, apa yang mau dicari di Blitar? Apa wisata yang ada disana?
Yaelah bro kemana aja? Menurut saya dan teman-teman saya yang mau berangkat, Blitar mempunyai banyak objek wisata potensial yang layak untuk dikunjungi.
Kali ini saya, mas Rakih, Arika, Doni, dan Aziz berencana backpacker ke Blitar. Perjalanan kita kali ini bertujuan untuk mempelajari, mengenang dan mengharargai sejarah yang ada ditanah Blitar. Juga untuk menyambut dan merayakan kemerdekaan kita tanggal 17 Agustus besok.
Pagi itu hari kamis tanggal 14 Agustus 2014 kemarin kita berlima pergi ke Blitar. Saya, mas Rakih dan Aziz berangkat dari Terminal Tirtonadi Solo. Dari sini kita bisa naik bis Sumber Selamat, Mira, atau Eka jurusan Surabaya. Kali ini kita menuju Ngawi lebih dahulu untuk menjemput Arika dan Doni yang akan bergabung dengan kita. Biaya naik bis dari Solo sampai Ngawi 13.000 perorang.

Setelah di Ngawi kita sarapan, kita makan nasi pecel di deket terminal lama kota kelahiran saya ini. Saya makan nasi pecel, kering, mie, kepala ayam goreng, dan es teh cuma habis 9.000. Setelah makan kita naik bis jurusan Surabaya lagi untuk menuju Kertosono. Bis dari Ngawi sampai Kertosono 15.000 per orang. Sekitar habis Dzuhur kita sampai di Krtosono, disini kita cuma transit untuk ganti bis menuju Tulungangung. Bis dari Kartosono menuju Tulungagung biaya nya 12.000 per orang. Kita nikmati perjalanan sambil melihat-lihat kota Kediri.
Setiba di terminal Tulungagung kita naik bis menuju Blitar, sekitar pukul 3 sore kita menuju Blitar. Biaya bis dari Tulungagung ke Blitar 8.000 per orang. Ini ceritanya kita bis-bisan men. Seru, ngabisin waktu diperjalanan dengan becandaan, tidur, dan ngisengi orang.
Sore hari kita tiba di Blitar, Alhamdulillah sampailah kita di kota tujuan. Kita langsung ke tujuan utama, yaitu makam Bung Karno. untuk berziarah, dan mengenang keawesoman beliau sang pahlawan kita. Dari kita turun bis ke makam Bung Karno kita jalan kaki.

Jalan kaki sambil seru-seruan, nyapa orang sana sini, becandan sama anak-anak sekolah. Tak lama kita bertemu dengan makam Raden Widjaja. Wah benar, Blitar memang sarangnya para pejuang masa lampau. Kita mampir buat foto-foto. Lanjut berjalan kita mencari masjid dan tanya-tanya tentang penginapan, pas waktu magrib kita ketemu masjid. Kita sholat dan mandi di masjid. Udah kaya musyafir ini. Jalan kaki kita lanjutkan ke makam, ngga jauh dari situ kita sudah sampai makam. Sepanjang dari parkiran makam sampai ke makam banyak toko-toko, pedagan kaki lima dan penginapan dikanan kiri jalan. Banyak yang menjual lukisan bergambar Bung Karno, all about Bung Karno. Dari buah tangan, nama jalan sampai nama kota ini disebut tanah Bung Karno. Bung Karno memang hebat. Akhirnya kita masuk ke gerbang makam, disini kalau mau masuk makam kita harus mengisi daftar pengunjung terlebih dahulu. Menurut petugas karena hari sudah malam kita boleh masuk makan tapi hanya sekedar seperlu nya saja. Kita putuskan untuk tetap masuk makam, disini ngga perlu bayar tiket masuk seperti tempat wisata hanya membayar seikhlasnya untuk petugas yang mengantar dan membukakan gebang. Dan finally, kita sampai di tujuan utama kita, Makam Bung Karno. Sejenak kita menundukan kepala, mengirimkan doa untuk beliau yang ada diatas sana.


Didepan makam terdapat museum Bung Karno, tapi karena hari sudah malam musium nya tutup. Kita berencana cari penginapan disekitar sini untuk pagi nya kembali kesini lagi. Sambil cari penginapan kita berencana jalan-jalan terlebih dahulu untuk menikmati dan melihat-lihat kota Blitar. Kita berencana ke alun-alun kota Blitar, jalan kaki men. Yang mau naik becak juga ada, tapi kalau kendaraan umum lainnya mungkin belum ada.
Untuknya ada mas Rakih yang ngertiin banget kalo adek nya ini jarang jalan kaki. Minta gendong, terimakasih mas Rakih.



Dan kita sampai di alun-alun kota Blitar. Blitar ini memang kota kecil, sepanjang jalan nya ngga begitu ramai. Selama kita berjalan kita cuma ketemu satu alfamart dan jarang terdapat atm. Tapi disini kotanya damai banget, orang-orangnya ramah, berasa semua saudara sendiri gitu. Contohnya waktu kita di alun-alun kita ketemu bapak penjual kopi, kita diajakin ngobrol. Dikasih pengetahuan banyak hal tentang kota Blitar, bercerita tentang letusan gunung Kelud yang kemarin baru terjadi. Dan kita tanya banyak hal disitu, Trimakasih bapak atas ilmu nya.

Dan kita putuskan untuk ngopi-ngopi men. Sambil menikmati malamnya tanah Bung Karno, ngopi dipingir jalan, koploan men. Bapak nya yang jual nyalain musik kenceng, wuasik.
Setelah kiranya malam kita berjalan kembali menuju sekitaran makam, dan kembali ke penginapan yang sore nya sudah kita tanya-tanya. Penginapan nya dibandrol harga 100.000 untuk satu kamar dengan 2 bad, ada yang 60.000 tapi sudah penuh. Disana harga penginapanya macam-macam. Diperjalanan kembali ke sekitar makam tiba-tiba ada ibu-ibu dipingir jalan yang menawari penginapan. Tuhan memang super duper baik sama kita. Ibu nya nawari penginapan cuma 8.000 per orang semalaman. Dimana lagi bakal dapat penginapan semurah ini selain di kota Blitar, Blitar itu emang merakyat banget. Akhirnya kita liat penginapannya, cukup buat kita. Seruangan cukup gede dengan TV, tiga kamar mandi, tempat sholat, cuma disini ngga ada kasur. Ngga masalah buat kita, selama disediain tikar dan bantal. Ini udah mewah banget dengan harga 8.000 perorang, gilak.
Akhirnya kita istrahat. Karena dipenginapan banyak bantal, bantalnya saya tata sedemikian rupa kemudian saya pakai buat tidur. Ini ceritanya penginapan dengan harga 8.000 dapet kasur, terimakasih Tuhan. Penginapan ini tak akan terlupakan.
Pagi menjelang, kita harus melanjutkan perjalanan. Kita sarapan dulu, disediain ibu penginapan nasi pecel cuma 6.000 rupiah per porsi, udah sama tempe, tahu, kerupuk dan kopi susu cuma 2.000. Nikmatnya pagi ini.
Sekitar setengah 8 kita check out karena makam akan buka jam 8 pagi. Kita berjalan menuju gerbang untuk masuk ke museum.






Kita bisa baca rekam jejak Bung Karno dari kecil sampai beliau wafat disini. Cerita disertai gambar  tentang perjuangan Bung Karno, tentang agama Islam yang akhirnya menjadi keyakinannya, dan banyak lagi hal lain. Kalian anak bangsa Indonesia harus meluangkan waktu sesekali untuk kesini.
Setelah dari museum kita mampir ke makam lagi, rasanya ngga afdol kalau hanya lewat disampingnya. Disana banyak yang jual bunga untuk ditaburkan diatas makam, harga bunga berkisaran 5.000 untuk 2 plastik dengan isi sekitar satu kali taburan. Kita daftar pengunjung lagi untuk masuk ke makam, dan kita berdoa bersama-sama disana.





Setelah selesai berdoa, kita lanjutkan perjalanan menuju Candi Penataran. Perjalanan keluar makam kita akan disuguhi puluhan toko pusat oleh-oleh.
Kita ke candi Penataran naik angkot dengan biaya 8.000, dari deket makam. Kabarnya di Blitar jam 12 siang ke atas angkot sudah jarang yang beroprasi, dan susah ditemukan. Untungnya kita bertemu dengan bapak Dayah, pak supir angkot yang kita naiki. Bapaknya bersediah jemput kita sepulang dari candi untuk dianter ke terminal dengan tambahan biaya 10.000. Pak Dayah juga banyak bercerita tentang candi Penataran. Yang mau kesini bisa hubungi cp pak Dayah 0856304481. Bapaknya bro banget, terimakasih pak Dayah.
Candi Penataran merupakan candi terluas di Jawa Timur. Candi ini dulunya digunakan untuk berbagai kegiatan agama Hindu, dan konon digunakan juga untuk pemujaan keselamatan gunung Kelud. Tidak ada harga tiket masuk untuk ke candi, kita hanya mengisi buku tamu.



Disamping candi ada mata air, disitu terdapat ikan yang tidak dapat di temukan di daerah lain. Mitosnya kalau cuci muka dengan air dari sumber air ini muka kita akan awet muda. Langsung tanpa pikir panjang kita cuci muka disitu, percaya sama Allah saja jangan percaya sama yang lain. Disitu kita ngobrol dengan bapak-bapak yang punya warung disamping sumber air, bapak nya bercerita banyak tentang Blitar, gunung Kelud, dan Candi Penataran ini. Terimakasih bapak.
Hari sudah siang, yang cowok-cowok harus jum'atan, kita singgah di masjid untuk ibadah. Setelah dari masjid kita di jemput sama pak Dayah untuk ke terminal. Sebelum ke terminal kita singah dulu di Istana Gebang, rumah masa kecil Ir. Soekarno. Disini juga tidak ada tiket masuk, kita hanya mengisi buku tamu. Blitar memang daerah anti komersial, polos, adem, ayam. Bergegas kita berjelajah masuk ke dalam rumah Bung Karno.



Saya sempat merasakan sholat di mushola rumah Bung Karno, beruntungnya saya bisa satu tempat dengan orang hebat. Setelah cukup berkeliling kami menuju terminal di antar pak Dayat. Sepanjang perjalanan pak Dayat bercerita, ternyata di Blitar ini apa-apa geratis. Dari mulai sekolah gratis, naik angkot anak sekolah gratis. Angkot untuk anak sekolah di Blitar sudah di sediakan tersendiri oleh pemerintah, jadi anak sekolah tinggal naik angkot tersebut tanpa dipungut biaya. Kesehatan pun disini juga geratis, hanya menunjukan KTP asli orang blitar disini bisa berobat gratis di rumah sakit atau puskesmas. Dan satu lagi yang geratis, di Blitar nikah juga ngga bakal dipunggut biaya. Wow, saya berdecak kagum dengan kota ini. Dari awal saya dan teman-teman dapang semuanya serba murah, dan ternyata pemerintahnya justu punya program-program luar biasa seperti ini. Salut untuk pemerintah kota Blitar.
Sampai di terminal kita makan siang terlebih dahulu, setelah itu naik bis jurusan Nganjuk. Kita ngga mengambil jalan seperti jalan yang dilewati waktu berangkat, setelah tanya sana sini kita putuskan untuk naik bis jurusan Nganjuk. Bis dari Blitar ke Nganjuk 20.000 per orang. Perjalanan ini kita tutup masih dengan keseruan dan kegilaan kita. Suasana bis menjadi pecah dengan gelaktawa kita. Sepanjang jalan kita juga menikmati sunset nya tanah Kediri.

Dari terminal Nganjuk, kita lanjutkan naik bis menuju Solo dengan biaya 25.000.
Dan perjalanan kita berlima untuk membongkar dan mempelajari sejarah kota Blitar selesai.
Blitar itu berlian yang tersembunyi, awesome!
Selamat ulang tahun yang ke-69 Indonesiaku, bangga dengan Indonesia.
See you next time Blitar, jangan pernah melupakan sejarah.




2 komentar:

  1. Penginapan di sekitar makam bung karno banyak gk mbk?
    Oiya btw kaya kenal sm yg namanya arika :)

    BalasHapus
  2. Itu cp bapak angkotnya bener kah? Kok nomor hpnya cuma 10 digit?

    BalasHapus